Komunikasi Bisnis

PONOROGO – Janji Pertamina menyelesaikan progam konversi akhir November ternyata molor. Terbukti, hingga kini masih banyak warga di Kecamatan Kota Ponorogo yang belum menerima pembagian kompor dan tabung gratis itu. Padahal, mereka sudah menunggu-nunggu realisasi progam pemerintah tersebut. ‘’Katanya bulan ini, tapi kok belum datang juga,’’ terang Indah Sulistyani, warga Kelurahan Keniten, kemarin (25/11).

Indah berharap konversi segera terealisasi. Pasalnya, harga minyak tanah (mitan) kini melambung. Di tingkat konsumen, harga telah menembus Rp 7.500 perliter. Itu pun kadang warga kesulitan untuk mendapatkannya. ‘’Sudah mahal, untuk mendapatkannya juga sulit,’’ katanya. ‘’Ya kalau nanti ada tabung gas saya pindah ke elpiji saja daripada mitan,’’ imbuhnya.

Kelangkaan minyak tanah tersebut juga dibenarkan Sinto, salah satu agen mitan di Keniten. Menurutnya, sejak dilaksanakannya progam konversi, ada pengurangan pasokan yang cukup banyak. Jika biasanya ia mendpat jatah enam tangki dalam sebulan, kini tinggal dua tangki. ‘’Meski di sini progam konversi belum direalisasi semuanya, tapi pengurangan itu sudah diberlakukan,’’ katanya.

Meski langka, Sinto membantah naiknya harga mitan akibat ulah agen. Dikatakan, saat ini pihaknya tetap menjual mitan sesuai harga eceran yang ditetapkan Pertamina, yakni Rp 3.500 perliter. ‘’Kalau dari kami harganya standar, tidak tahu kalau sudah di pengecer,’’ tambahnya.

Sementara, Sunarto, asisten bupati yang membidangi perekonomian menyatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Pertamina terkait progam konversi. Dikatakan, saat ini masih terus berlangsung realisasi konversi elpiji dan kompor sebanyak 55 ribu. ‘’Memang belum selesai, namun sudah berjalan normal,’’ jelasnya.

Sunarto optimistis progam konversi akan rampung sebelum pergantian tahun. Sehingga mulai tahun depan seluruh pasokan mitan bisa dihentikan dan warga bisa menggunakan elpiji. ‘’Akhir bulan depan saya yakin selesai,’’ pungkasnya. (dhy/isd)