MADIUN- Kenaikan harga elpiji kemasan 12 kilogram secara bertahap sebesar Rp 100 per bulan tidak hanya membuat kalangan ibu rumah tangga resah.
Tetapi, juga dikeluhkan sejumlah pelaku usaha makanan dan kuliner yang selama ini mengandalkan bahan bakar tersebut. Pasalnya, kenaikan itu menyebabkan biaya produksi bertambah.
Menyiasati kenaikan itu, beberapa pelaku usaha mulai beralih ke elpiji kemasan tiga kilogram dan serta Blue Gaz. Seperti dilakukan Ulfayanti, pengusaha roti di Jalan Barito, Kota Madiun. ‘’Kedua bahan bakar tersebut (elpiji tiga kilogram dan Blue Gaz, Red) harganya masih stabil,’’ katanya.
Saat ini harga elpiji 3 kologram di pengecer di kisaran Rp 14 ribu-Rp 15 ribu per tabung. Sedangkan Blue Gaz sekitar Rp 50 ribu untuk ukuran enam kilogram. Ulfayanti mengaku, dalam satu hari menghabiskan dua tabung elpiji 12 kilogram. Sedangkan jika menggunakan ukuran tiga kilogram sebanyak empat tabung.
Dengan kenaikan harga elpiji 12 kilogram, ia berencana menambah tabung ukuran 3 kilogram hingga 8-18 tabung per hari. Selain itu, akan memperkecil ukuran kuenya, meski harganya tetap. ‘’Dengan begini (kenaikan elpiji, Red), tetap konsumenlah yang paling dirugikan,’’ tambahnya.
Langkah serupa dilakukan Sudibyo, pemilik usaha makanan di Jalan Kalimantan. Dia juga berencana mengurangi porsi makanan dan beralih ke elpiji kemasan tiga kilogram.
‘’Biasanya saya menghabiskan dua sampai tiga tabung kemasan 12 kilogram sehari. Namun pada hari tertentu, terutama hari libur, bisa mencapai sempat sampai lima tabung,’’ ungkapnya. (dra/isd)
0 komentar:
Posting Komentar