Selasa, 03 November 2009

Perajin Tenun Terpinggirkan

PONOROGO – Komitmen pemkab memberdayakan usaha kecil tampaknya perlu dipertanyakan. Sebab, terdapat beberapa pengusaha kecil yang merasa tak diperhatikan. Salah satunya Subagyo, perajin tenun handuk di Kelurahan Mangunsuman, Kecamatan Ponorogo.

Meski produknya mulai mendapat pasar, Subagyo mengaku usaha handuk yang digelutinya masih sulit berkembang. Salah satu faktornya, kata dia, minimnya perhatian pemkab. Khususnya bidang pembinaan tenaga dan skill perajin. ‘’Rasanya tak ada sama sekali perhatian dari pemkab,’’ keluhnya.

Subagyo mengaku, sejak membuka usaha di tahun 1950-an, hanya sekali didatangi pemkab melalui dinas perindustrian dan perdagangan. Itupun terjadi pada 1980, saat dirinya diberi kesempatan mengikuti pelatihan ke Gresik. ‘’Seingat saya ya hanya sekali itu saja,’’ katanya.

Padahal, menurut Subagyo, usaha tenun handuk memiliki prospek cukup bagus. Sebab, saat ini mulai tumbuh kepercayaan dari konsumen terhadap kualitas handuk tenun. Seperti kalangan sekolah, rumah sakit, dan perhotelan. ‘’Kalau ini bisa dikembangkan lagi, kan mampu menggerakkan ekonomi daerah juga,’’ ujarnya.

Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi Subagyo adalah tenaga kerja yang sangat minim. Padahal, upah yang diberikan tidak kalah dengan upah tenaga kasar lainnya. ‘’Apakah memang tak suka atau tidak bisa, itu yang saya tidak tahu,’’ tambahnya.

Sementara, Bupati H Muhadi Suyono melalui Kasie Humas Setyo Budiono mengaku telah memasukkan kerajinan tenun tersebut dalam daftar potensi ekonomi daerah. Dan, hal itu akan diseriusi pada tahun mendatang. ‘’Pemkabsudah tahu dan sedang merumuskan langkah yang akan diambil,’’ katanya singkat. (dhy/isd)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Komunikasi Bisnis. Design by Wpthemedesigner. Converted To Blogger Template By Anshul Tested by Blogger Templates.