PONOROGO – Penuntasan program konversi elpiji di Ponorogo kembali molor dari jadwal semula yakni akhir September lalu. ‘’Ya mau bagaimana lagi, kita hanya sebagai fasilitator. Kami juga sudah berkoordinsai dengan pihak pertamina,’’ terang Asisten II Bidang Perekonomian, Sunarto, kemarin (2/11).
Menurut dia, saat ini sekitar 55 ribu warga yang belum tersentuh program konversi. Mereka tersebar di beberapa kecamatan, seperti Ngebel, Jenangan, Jetis, dan Ponorogo. ‘’Sesuai perjanjian seharusnya memang sudah selesai sejak beberapa bulan lalu. Tapi kenyataanya molor terus,’’ ujarnya.
Menyikapi hal itu, Sunarto mengaku pihaknya telah mendesak Pertamina agar segera menyelesaikan program konversi tersebut. Mengingat, sudah ada penarikan bahkan penghentian suplai minyak tanah di beberapa wilayah. ‘’Kemarin sudah molor, dan janjinya akan diselesaikan secepat mungkin,’’ ungkapnya.
Sementara itu, sales representatif elpiji rayon Kediri Madiun, Imam Asyhari, membenarkan adanya keterlambatan konversi tersebut. Dirinya berdalih, keterlambatan tersebut disebabkan pengecekan ulang yang dilakukan Dinas Industri Perdagangan Koperasi dan UKM. ‘’Kami senang pemerintah juga ikut berpartisipasi memeriksa kondisi barang yang akan diterimakan kepada masyarakat,’’ ujarnya.
Keterlambatan tersebut, lanjut Asyhari, juga dipicu adanya tambahan yang diajukan warga, setelah didata secara keseluruhan oleh Pertamina. ‘’Jadi kami harus menyediakan kembali, jumlah yang diajukan warga tersebut,’’ imbuhnya. Saat ini, kata dia, pihaknya sudah menyiapkan ribuan tabung serta kompor gas beserta perlengkapannya, di penampungan sementara di Surabaya.
Ia berjanji, jika permasalahan itu sudah terselesaikan, pihaknya segera merampungkan program konversi, dengan membagikan seluruh sisa bantuan yang belum tersalurkan. ‘’Keempat konsultan kami sudah siap membagikan barang tersebut, jika sudah sampai di wilayah Ponorogo,’’ pungkasnya. (rgl/isd)
0 komentar:
Posting Komentar