Selasa, 29 Desember 2009

Air Laut Surut, Nelayan Lobster Merugi

PACITAN - Panen lobster di sepanjang Pantai Watu Karung, Kecamatan Pringkuku, Pacitan, yang biasanya menghasilkan pendapatan jutaan perhari, kini anjlok hingga 60 persen lebih. Rendahnya curah hujan yang terjadi sebulan ini, menjadi salah satu penyebab gagalnya panen raya lobster. Penyebab lainnya adalah munculnya angin kencang di sekitar pantai. Faktor alam ini mengakibatkan para nelayan tak dapat melaut hingga ke tengah lautan.

Ketua kelompok nelayan lobster Watu Karung, Giyatno, mengatakan, beberapa pekan ini, kawasan pantai surut. Sehingga, nelayan kesulitan mendapatkan lobster. Sebab, surutnya air laut membuat lubang-lubang karang tidak tergenang air, sehingga lobster memilih sembunyi di dalam karang.

Dijelaskan, saat seperti sekarang ini merupakan musim panen raya lobster. Nelayan, rata-rata mendapatkan 10 sampai 12 kilogram lobster perhari. Di mana, harga jualnya dalam kondisi normal Rp 200 ribu perkilogramnya. Sedang dalam kondisi cacat atau mati hanya dihargai Rp 40 ribu per kilogram.

Namun, pendapatan itu tidak lagi dirasakan nelayan. Sebaliknya, mereka menderita kerugian. Pasalnya, hampir setiap hari, jaring yang dipasang nelayan kerap mengalami kerusakan tersangkut karang. Sedangkan hasil tangkapan lobster tidak menentu. Bahkan, jika dihitung mengalami kerugian cukup besar.

Betapa tidak, untuk membeli satu set jaring lobster, harus mengeluarkan uang sekitar Rp 800 ribu. Sedang pendapatannya tidak menentu. Terkadang, sampai beberapa hari, nelayan tak mendapatkan lobster seekor pun. Di sisi lain, sudah dua sampai tiga kali mengganti jarring yang rusak.

Hal senada diungkapkan Heru, setiap hari melaut paling hanya berhasil menjaring lobster seberat dua sampai tiga ons. Padahal, sebelumnya, mendapatkan sekitar 10 kilogram lebih. Persoalannya, selain air laut surut, juga angin cukup kencang. Hal itu menyebabkan jaring yang mereka tebar di tepi pantai sering memuntir. Tak pelak, jaring yang dipasangnya pun sia-sia.

Sebenarnya, peralihan musim seperti sekarang ini, biasanya, di sekitar karang sudah dihuni banyak lobster. Pada masa itu, lobster mudah diperoleh di sekitar pantai. Tetapi karena tidak ada banjir di kawasan pantai dan angin kencang ini, membuat nelayan merugi. (wit/isd)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Komunikasi Bisnis. Design by Wpthemedesigner. Converted To Blogger Template By Anshul Tested by Blogger Templates.