Sabtu, 26 Desember 2009

Harga Beras Melangit

PONOROGO – Beban warga menjelang pergantian tahun ini semakin berat saja. Tak lain karena harga sejumlah kebutuhan pokok meroket. Selain harga gula pasir yang menembus angka Rp. 11 ribu perkilogram, kenaikan harga juga terjadi pada beras. Saat ini, harga beras jenis medium di pasaran Ponorogo mencapai Rp. 6,5 ribu perkilogram.

Sedang jenis beras super, harganya mencapai Rp 6.500 hingga Rp. 6.700 perkilogramnya. ‘’Kalau harganya naik terus seperti ini, kami harus pakai alternatif apa. Belum lagi kebutuhan pokok lainnya juga mahal,’’ keluh Tita, salah seorang warga Kelurahan Purbosuman, kemarin (25/12).

Dikatakan, akibat kenaikan harga beras yang terjadi sejak sepuluh hari lalu itu, pengeluarannya bertambah. ‘’Setiap harinya saya harus mengeluarkan uang sekian puluh ribu untuk beras saja. Belum gula, minyak dan kebutuhan lain,’’ paparnya.

Kasi Pengadaan Penyaluran dan Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian Perdaganagn Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Indakop dan UKM) Parwadi, membenarkan adanya kenaikan harga beras di pasaran. ‘’Dari pantauan kami, beberapa bahan kebutuhan pokok memang mengalami kenaikan harga, termasuk beras,’’ ungkapnya

Diungkapkan, kenaikan harga beras kali ini mencapai 10 hingga 15 persen. Beras jenis medium seperti IR 64 dan Serang misalnya, naik dari Rp 5.400 menjadi Rp 6 ribu. Sedangkan beras jenis super seperti Rojolele menagalami kenaikan dari Rp 5.900 menjadi Rp 6.500. ‘’Harga tersebut bisa berubah sewaktu-waktu, terlebih lagi jika musim panen mundur seperti sekarang,’’ paparnya.

Sementara itu, Kepala Sub Divisi Regional Bulog wilayah 13 Ponorogo Tomy Kristanto, mengatakan bahwa ketersediaan beras hingga akhir tahun ini aman. ‘’Bahkan sejak awal tahun lalu, kita sudah ‘mengekspor’ beras ke beberapa wilayah,’’ ujarnya.

Menurut Tomy, stok beras di gudang Bulog saat ini sekitar 23 ribu ton, berupa beras dari jenis medium. Persediann ini, lanjut dia, siap didistribusikan jika da permintaan dari para distributor. ‘’Kalau hanya untuk beberapa bulan, persediaan masih cukup. Dan itu sudah kami jadwalkan sejak awal penyetokan lalu,’’ katanya. Sedangkan stok gabah kering, kata dia, sekitar 25 ribu ton, atau setara dengan 15 ribu ton beras.

Soal kenaikan harga beras, ia membenarkan adanya perubahan harga tersebut. Namun, menurut pantauannya, kenaikan hanya Rp 100-Rp 200. ‘’Itu sesuai data yang kami peroleh, selebihnya mungkin ada faktor lain,’’ ujarnya.
Tomy menambahkan, pada tahun 2009 ini Ponorogo termasuk daerah ‘pengekspor’ beras. Di antaranya, sebanyak 75 ribu ton ke Sumatera, serta 3. 850 ton ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). (rgl/isd)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Komunikasi Bisnis. Design by Wpthemedesigner. Converted To Blogger Template By Anshul Tested by Blogger Templates.