Komunikasi Bisnis

Demam sulap, seiring tayangan The Master di salah satu stasiun televisi, ternyata merembet hingga Kota Madiun. Selain munculnya komunitas magician, fenomena itu membawa berkah bagi pelaku bisnis peralatan sulap.
----------------------

ADALAH Anton, pemilik salah satu toko peralatan sulap di Kota Madiun. Berbagai perlengkapan dijual di tokonya. Mulai dari yang paling murah seperti floating object seharga Rp 20 ribu, hingga properti panggung, linking ring dan air bone yang harganya Rp 120 ribu-Rp 150 ribu. ‘’Yang paling banyak diminati floating objek dan permainan kartu,’’ kata Anton.

Anton mulai menekuni usaha penjualan perlatan sulap sejak dua tahun lalu. Menurutnya, dalam satu bulan, omzet tokonya sekitar Rp 3 jta – Rp 4 juta. Namun, sejak munculnya tayangan The Master, omzet melonjak hingga mencapai Rp 7 juta-Rp 8 juta perbulan.

Bahkan, tingginya permintaan untuk item barang tertentu memaksa Anton memberlakukan sistem inden. Maklum saja, kata Anton, hampir semua peralatan sulap di tokonya merupakan barang impor, sehingga butuh waktu tersendiri untuk mendapatkannya.

Tak jarang pula Anton berburu perlengkapan sulap ke kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta dan Bandung. Bahkan, ke luar negeri seperti Singapura dan Australia dilakoninya ‘’Pesanan banyak, tapi barangnya sulit dicari. Seperti borgol, kita sudah putar-putar nyari di berbagai kota tidak menemukan,’’ ungkapnya.

Demam sulap yang merambah hingga Madiun juga membawa berkah bagi para magician yang menjadikan sulap sebagai profesi. Joel, misalnya. Pemuda yang membuka usaha les dan melayani pertunjukan sulap itu mengaku kebanjiran order. Hampir setiap hari ada saja yang ingin belajar sulap kepadanya. ‘’Padahal, dulu sebelum ada The Master, jarang sekali yang ingin belajar sulap,’’ ungkapnya.

Tak kalah larisnya, order pertunjukkan sulap yang datang padanya. Terutama untuk pesta ulang tahun anak maupun momen lainnya. Meski tergolong pesulap senior di Madiun, ia tidak mematok tarif mahal. Yakni, hanya di kisaran Rp. 500 ribu hingga Rp 1 juta setiap kali show.

Membanjirnya order pertunjukan sulap membuat Joel berupaya meningkatkan kemampuannya dan berkreasi untuk menemukan permain sulap baru. Berbagai ilmu sulap pun dipelajarinya. Baik melalui buku-buku maupun VCD. ‘’Selain mendapat ilmu baru, saya juga bahagia bisa membuat orang lain senang dengan permainan sulap saya,’’ tambahya.

Belajar Satu Bulan, Sudah Kuasai 20 Trik

BAK SELEBRITI, nama-nama seperti Joe Sandy, Rohmedal, atau Abu Marlo, kini cukup akrab di kalangan pemirsa televisi. Ya. Tayangan The Master memang mampu mengangkat gengsi dunia persulapan yang sebelumnya dianggap sebagai hiburan kelas dua.

Seiring dengan itu, minat warga mempelajari sulap meningkat tajam. Komunitas magician pun bermunculan. Di Madiun, salah satu komunitas pecinta sulap yang mulai dikenal adalah The Phantom.

Komunitas ini baru sekitar satu bulan berdiri. Kendati demikian, sudah mampu menjaring puluhan orang bergabung. ‘’Tidak hanya pemain sulap saja, orang awam juga bisa jadi anggota. Pokoknya, yang suka dan ingin belajar tentang sulap,’’ ujar Joel, ketua The Phantom.

Diakui Joel, demam sulap di Madiun tak lepas dari sukses acara The Master di salah satu stasiun televisi. Sejak itu banyak yang menyukai sulap. Pemuda 24 tahun itu sendiri belajar sulap jauh sebelum munculnya tayangan tersebut, tepatnya saat masih berstatus pelajar.

Tak mudah bagi Joel menguasai teknik sulap. Ia butuh waktu dua tahun mempelajarinya dari seseorang di Surabaya. Dua tahun mendalami ilmu sulap, ia balik ke tempat asalnya di Caruban.

Sejak itu Joel bertekat mengembangkan ilmu sulap hingga diterima masyarakat dan menjadi tren seperti sekarang. Menurutnya, sulap merupakan hiburan semata. Meski bagi orang awan dinilai penuh misteri, seteah dipelajari ternyata di dalamnya ada trik. ‘’Jadi, bukan ilmu sihir atau mantra, dan semua orang bisa mempelajarinya,’’ terangnya.

Dunia sulap juga menarik perhatian Bambang. Pelajar salah satu SMA di Madiun itu mengaku tertarik mempelajari sulap setelah melihat The Master. Rasa penasarannya pun terbayar setelah belajar pada Joel. ‘’Saya baru belajar sebulan terakhir,’’ ujar Bambang yang juga anggota komunitas The Phantom.

Meski baru seumur jagung belajar sulap, kemampuan Bambang pantas diacungi jempol. Saat ini ia telah menguasai sedikitnya 20 trik dasar sulap. Padahal, biasanya, untuk bisa memainkan satu permainan sulapdibutuhkan waktu sekitar satu minggu.

Keterampilan sulap yang dimiliki membuat Bambang kerap menjadi pusat perhatian teman-temannya. ‘’Sekarang juga banyak cewek yang suka sama saya karena merasa terkesan dengan permainan sulap saya,’’ akunya.

Meski begitu, pengalaman pahit juga pernah dialaminya. Saat memainkan trik dompet bisa keluar api, kata Bambang, sebagian uangnya ikut terbakar. Namun, hal itu tak menyurutkan semangatnya mendalami dunia sulap. (dra/isd)