Komunikasi Bisnis

MADIUN – Menempuh pendidikan di sekolah pramugari-pramugara ternyata tidak mudah. Pasalnya, lembaga menerapkan seleksi ketat. Tak hanya memiliki performa dan kesehatan bagus, calon siswa juga dituntut mempunyai IQ tinggi. ‘’Seleksi kita sangat ketat lantaran memang ingin mencetak SDM yang siap kerja,’’ terang Dyah Rina, staf instruktur salah satu sekolah pramugari di Madiun, kemarin (10/11).

Dikatakan, saat ini sekolahnya memiliki sekitar 20 siswa. Jumlah itu, menurutnya, bukan lantaran lembaganya tidak ada peminat. Sebaliknya, pendaftar sekolah setara D1 ini cukup banyak. Namun, demi kualitas output, jumlah siswa sengaja dibatasi.

Ditanya prospek lulusan sekolah pramugari, Dyah mengatakan, terbuka lebar di pasar kerja. Terbukti, lulusan angkatan pertama sebanyak sembilan orang, semuanya sudah bekerja di perusahaan maskapai penerbangan dalam maupun di luar negeri.

Prospek menjanjikan lulusan sekolah pramugari juga dilontarkan Isma, staf instruktur lembaga lainnya. Hal itu tak lepas dari dunia maskapai penerbangan yang terus berkembang. ‘’Jumlah armada pun tentunya terus bertambah. Sehingga akan terus butuh tenaga pramugari-pramugara,’’ katanya.

Sekolah pramugari-pramugara di Madiun sendiri, kata Isma, mulai mendapat tempat di masyarakat. Terutama terkait faktor biaya. ‘’Kalau di daerahnya sendiri kan biaya lebih murah, dan orang tua mudah mengawasi. Jadi, kenapa harus sekolah jauh-jauh jika di Madiun ada,’’ ungkapnya.

Apa saja materi pelajaran di sekolah pramugara-pramugari? Menurut Isma, tak hanya seputar kepramugarian, tapi juga dilatih kepribadian atau attitude dan cara-cara menghadapi orang lain. ‘’Dengan materi teori, Bahasa Inggris, serta praktik langsung di berbagai bandara. Pengajarnya rata-rata dari kalangan pramugari langsung,’’ tambah Isma. (dra/isd)