Komunikasi Bisnis

Tren mengubah tampilan kendaraan, terutama di kalangan remaja, membawa berkah bagi pelaku usaha modifikasi motor di Madiun. Bagaimana geliat bisnis yang menuntut sentuhan seni, kreativitas dan pengetahuan otomotif ini?
---------------

SALAH satu pemodif sepeda motor di Madiun yang namanya cukup dikenal adalah Donny. Sudah tak terhitung kendaraan yang mendapat sentuhan modifikasinya. Baik sekadar agar tampil beda maupun khusus untuk kontes.

Menurut Donny, seiring waktu, segmen bisnis modifikasi motornya semakin meluas.
Dari yang semula didominasi kalangan remaja dan pelajar, kini mulai merambah pekerja dan pegawai kantoran. ‘’Motor yang sudah dimodifikasi akan memberikan kebanggaan tersendiri pada pemiliknya,’’ katanya.

Tak sedikit konsumen rumah modifikasi milik Donny yang tidak sekadar merombak tampilan motornya. Melainkan juga menginginkan adanya peningkatan performa kendaraannya. ‘’Trennya sekarang tidak hanya mengubah tampilan dari segi fashion semata, tapi juga ke performance kendaraan,’’ ungkapnya.

Peningkatan performa motor, lanjut dia, biasanya ditekankan pada permesinan dan kelistrikan. Seperti penggantian CDI dan sebagainya. ‘’Pokoknya modif performa itu terkait dengan meningkatkan kemampuan kendaraan agar lebih kencang larinya,’’ terangnya.

Saat ini Denny mematok biaya modifikasi minimalis sekitar Rp 2 juta – Rp 5 juta perunit. Dalam sebulan rata-rata ia memodifikasi 10 kendaraan untuk konsep minimalis. Sedangkan lamanya proses pengerjaannya bervariasi, tergantung tingkat kesulitan. ‘’Ada yang sehari langsung jadi, tapi kadang juga bisa makan waktu hingga berhari-hari,’’ ungkapnya.

Sementara menurut Budiyanto, pemodif lainnya, usaha modifikasi motor di Madiun cukup menjanjikan. Salah satu faktornya adalah maraknya komunitas kendaraan bermotor atau biker di wilayah ini.

Dikatakan, gaya modifikasi yang digemari saat ini adalah minimalis. Gaya ini, mengadopsi rombakan pada fashion yang tidak terlalu ekstrem ‘’Sehingga meskipun sudah dimodifikasi, pemilik kendaraan masih bisa memakai sepeda motornya untuk harian,’’ ujar Budiyanto.

Sebagian lagi, lanjut dia, sengaja merombak tampilan motornya untuk ajang kontes. Dan, salah satu gaya yang digemari adalah modif konsep. Sedangkan jenis kendaraan yang banyak dimodifikasi oleh pemiliknya, menurut Budiyanto, adalah motor laki-laki dan jenis matik.

Menurut dia, untuk motor laki, gaya modifikasi yang sedang menjadi tren adalah motor gede (moge). Sentuhan modifikasi gaya ini biasanya dengan penggantian velk, dan ban dengan ukuran besar, serta penambahan fairing agar menyerupai moge. ‘’Kalau jenis matik, low rider yang banyak disukai,’’ ujarnya. ‘’Biaya untuk modifikasi relatif ya. Tergantung kebutuhan dan konsep yang diinginkan,’’ tambahnya.

Rela Rogoh Kocek hingga Puluhan Juta

KALAU hati sudah ngebet, mengeluarkan biaya berapa pun tak jadi soal. Itulah karakter sejumlah konsumen rumah modifikasi milik Donny. Terutama untuk ajang kontes, kata Donny, tak sedikit pemilik motor yang rela merogoh kocek hingga puluhan juta.

Donny mengaku, memiliki beberap pelanggan tetap yang untuk urusan modifikasi terbilang ‘’gila’’. Karena, mereka tak segan mengeluarkan dana yang jumlahnya jauh melebihi harga kendaraannya, demi tampilan baru motor kesayangannya. ‘’Mereka untuk sekali modif saja bisa menghabiskan biaya Rp. 40 juta-Rp 50 juta,’’ ungkapnya.

Menurut dia, biaya sebesar itu sebanding dengan banyaknya aspek pengerjaan yang diterapkan pada motor yang dimodifikasi. Sebab, motor nyaris mengalami perubahan total, baik desain maupun performanya.Tak heran jika pengerjaannya pun membutuhkan waktu lama, hingga 6 bulan.

Namun, biaya cukup besar itu sebanding dengan gengsi dan ‘’prestasi’’ yang dihasilkan. Beberapa motor hasil sentuhan modifikasi Donny mampu menyabet sejumlah penghargaan tingkat nasional. Di antaranya, The King Honda Oto Contest dan The King U Mild U Biker.

Donny menambahkan, tak sedikit pula pelanggannya yang selalu mengikuti perkembangan tren modifikasi. Sehingga, dalam kurun waktu tertentu minta dimodifikasi lagi sesuai tren yang berkembang. ‘’Tren modif terus berubah. Mereka sering menyesuaikan tren terbaru,’’ terangnya.

Hari Libur Omzet Naik Tajam

TREN modifikasi yang makin menggejala di Madiun membawa berkah tersendiri bagi pedagang dan pemilik toko variasi motor. Omzet mereka pun terus berkembang, seiring makin tingginya minat para otomonia mendandani motornya. Raharjo, pemilik toko variasi di Pasar Logam Jaya

Kota Madiun, mengatakan, tingkat penjualan aksesoris motor tahun ini meningkat dua kali lipat dibanding sebelumnya. ‘’Tahun ini kayaknya masa keemasan bagi toko variasi dan aksesoris motor,’’ ujarnya.

Raharjo mengungkapkan, dalam satu hari, tokonya rata-rata meraih omzet sekitar Rp 350 ribu-Rp 500 ribu. Jumlah ini biasanya bertambah hingga dua kali lipat pada hari-hari libur.

Menurutnya, tidak hanya variasi atau aksesoris baru yang diburu konsumen. Sebagian sengaja memilih barang seken. Yang banyak dicari, kata dia, variasi knalpot, bordes, pelek, dan aksesoris lainnya.

Amin, pemilik toko variasi dan aksesoris motor lainnya, memiliki pelanggan tetap tak hanya penggemar otomotif di Madiun. Melainkan juga dari luar kota seperti Ngawi, Ponorogo, dan Magetan. Dan, untuk item barang tertentu, saking tingginya permintaan, konsumen kadang harus inden terlebih dahulu. (dra/isd)